Fitnah Terbesar Seorang Santri

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْد
Fitnah-fitnah telah banyak tersebar diantara kita, apalagi kita sekarang berada di zaman yang dimana menegakkan syariat saja ibarat memegang batu bara. Berat bukan? Ya, tentu saja. Fitnah diantara para manusia di zaman ini begitu banyak mulai dari fitnah kecil hingga fitnah besar, baik itu orang awam ataupun penuntut ilmu fitnah pasti tersebar di antara mereka.
Sebelum kita membahas tentang apa saja fitnah terbesar, kita harus tau terlebih dahulu apa arti dari fitnah itu sendiri. Secara umum fitnah dapat diartikan sebagai cobaan, ujian, kesyirikan, kekafiran, malapetaka, yang memperdaya, yang menyimpang. Nabi shallallahu alaihi wasallam telah menyatakan dengan jelas bahwa berbagai fitnah (malapetaka) akan berkobar hebat di akhir zaman. Hingga saking hebatnya, seseorang yang beriman bisa menjadi kafir di sore hari begitupun sebaliknya. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
"إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَنْ يَصْبِحُ فِي الصَّبَاحِ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، وَيَصْبِحُ كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا"
“Sesungguhnya seseorang itu akan bangun dalam keadaan beriman, tetapi kemudian ia bisa berubah menjadi kafir sebelum sore hari. Dan ada juga yang bangun dalam keadaan kafir, kemudian bisa menjadi beriman sebelum sore hari." (HR. Bukhari dan Muslim).
Lebih dari itu, semua fitnah itu memiliki para penyeru yang mengajak kepadanya, yaitu setan dari kalangan jin dan manusia. Setan yakin dia pasti binasa, kemudian akan menjadi penduduk neraka yang pasti akan masuk dan tidak bisa menghindar. Maka dia berusaha menyesatkan anak Adam agar bisa memasuki neraka bersama-sama.
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ
“Demi keperkasaan-Mu, aku benar-benar akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-Mu yang terpilih untuk menjadi orang-orang ikhlas.”
Allah Ta’ala mengabarkan di kalangan manusia juga ada setan-setan, seperti dalam firman-Nya:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَإِنَّ رَّبَّكَ لَمُحِيطٌ بِالْكَافِرِينَ Artinya: "Dan demikianlah Kami jadikan untuk setiap nabi musuh, yaitu syaitan-syaitan dari kalangan manusia dan jin, yang sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu. Dan sesungguhnya Tuhanmu Maha Menguasai terhadap orang-orang yang kafir." (Al-An'am: 112)
Setan jenis manusia itulah yang mengajak pada apa yang diserukan oleh setan jenis jin, mengajak pada kekafiran, bid’ah, maksiat, dan segala yang diserukan setan. Tiap kalangan kaum pasti ada penyeru maksiatnya, kaum apapun itu. Sebenarnya apa yang mereka inginkan di balik tersebarnya maksiat-maksiat itu? Bukankah mereka tahu bahwa Allah Subhanahu Wata’ala telah mengharamkannya? Itulah malapetaka zaman sekarang ini, Allah Ta’ala menguji hamba-Nya dengan semua itu. Barangsiapa selamat darinya (fitnah-fitnah tersebut), maka ia termasuk orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah Azza Wajalla. Dan sebaliknya, barangsiapa terjerumus kedalamnya maka ia termasuk orang yang dikehendaki kesesatan oleh Allah Azza Wajalla. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu memberi perlindungan bagi kita semua dari segala kesesatan.
Di zaman sekarang ini, fitnah-fitnah besar yang ada di sekeliling kita itu ada banyak. Terlebih bagi para penuntut ilmu, pasti ada banyak fitnah-fitnah besar yang menyerangnya. Sebagai seorang penuntut ilmu, kami ingin memberikan beberapa informasi tentang fitnah-fitnah terbesar seorang penuntut ilmu terutama seseorang yang memegang gelar santri.
Yang pertama ialah: “Fitnah merasakan kesombongan didalam hati”
Pasti kalian pernah merasakannya kan? sudah pasti! Kesombongan adalah sifat Dimana kita merasa lebih baik atau lebih tinggi daripada orang lain. Contohnya: ketika ada seseorang yang lebih tidak berpengetahuan daripada kita, kemudian kita merasa lebih berilmu dan kita bangga akan hal itu. Maka itulah sifat sombong yang dimaksud. Dan juga, sifat sombong adalah sifat yang sangat dibenci Allah Subhanahu Wata’ala.
Sebagaimana iblis menjadi makhluk yang dilaknat oleh Allah Subhanahu Wata’ala, iblis menjadi makhluk terlaknat akibat dirinya sendiri yang merasa lebih baik dibanding nabi Adam alaihissalam. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:
وَإِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ٱسۡجُدُواْ لِأٓدَمَ فَسَجَدُوٓاْ إِلَّآ إِبۡلِيسَ أَبَىٰ وَٱسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kalian kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur, dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (Q.S al-Baqarah: 34).
Ini adalah dalil yang mengungkapkan bahwa kesombongan iblis benar-benar melewati batas. Dia berani menyatakan kesombongannya didepan tuhan semesta alam, dia berani menyombongan diri di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Sebagaimana yang tertera didalam kitab suci al-Quran.
Allah Azza Wajalla berfirman dalam surah al-A'raf ayat 11 dan 12:
وَلَقَدْ خَلَقْنٰكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنٰكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ لَمْ يَكُنْ مِّنَ السّٰجِدِيْن
Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan kamu (Adam), kemudian Kami membentuk (tubuh)-mu. Lalu, Kami katakan kepada para malaikat, "Bersujudlah kamu kepada Adam." Mereka pun sujud, tetapi Iblis (enggan). Ia (Iblis) tidak termasuk kelompok yang bersujud.”
قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسْجُدَ اِذْ اَمَرْتُكَ ۗقَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُۚ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَه مِنْ طِيْنٍ
Artinya: "Dia (Allah) berfirman, "Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud ketika Aku menyuruhmu?" Ia (Iblis) menjawab, "Aku lebih baik daripada dia. Engkau menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."
Marilah kita berusaha menghilangkan rasa sombong ini dari dalam diri kita agar kita tidak menjadi sahabat iblis laknatulllah alaihi
Yang kedua: “Fitnah tidak bisa mengontrol hawa nafsu”
Hawa nafsu yang tidak terkontrol bisa menjadi fitnah besar bagi seorang santri. Terlalu mengikuti keinginan pribadi yang bertentangan dengan ajaran Islam dapat menggiring seseorang pada perbuatan yang diharamkan seperti zina, kebohongan, atau dosa-dosa lainnya. Dalam Al-Qur'an, Allah Subhanahu Wata’ala mengingatkan kita untuk menjaga diri dari godaan hawa nafsu yang dapat menyesatkan:
اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًاۙ ٤
"Apa pendapatmu tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya? Maka, apakah kamu akan menjadi pelindung baginya?" Ayat ini menunjukkan bahaya jika seseorang membiarkan hawa nafsunya menguasai dirinya.
Fitnah hawa nafsu adalah godaan atau ujian yang sering muncul dari dorongan pribadi yang cenderung membawa seseorang kepada perbuatan yang menyimpang dari ajaran islam, seperti keinginan berlebihan terhadap kenikmatan duniawi. Hawa nafsu dapat menyebabkan keserakahan, kebanggaan diri, iri hati, dan perbuatan dosa lainnya. Untuk menghindarinya, seorang Muslimataupun muslimah harus menjaga niat, memperkuat iman, dan selalu berdoa agar dilindungi dari godaan tersebut, sehingga tetap berada di jalan yang diridhai oleh Allah Azza Wajalla.
Sudah seharusnya kita menahan hawa nafsu kita karena hawa nafsu yang membimbing dalam keburukan adalah salah satu was-was syaitan dalam menyesatkan anak cucu adam.
Yang ketiga: ”Fitnah ilmu yang tidak bermanfaat”
Jenis fitnah yang satu ini adalah fitnah yang sangat banyak tersebar diantara kita, selain fitnah kesombongan dan hawa nafsu. Seseorang yang mempelajari ilmu agama atau ilmu yang lainnya dengan niat yang salah bisa juga menjadi fitnah. Ilmu-ilmu yang didapatkan kemudian tidak diamalkan dengan ikhlas bisa saja menjauhkan orang lain dari tujuan sesungguhnya, yaitu mendekatkan diri kepada allah
Didalam hadits shahih muslim menyebutkan akibat dari orang-orang yang menuntut ilmu tanpa mencari keridhaan allah.
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِّمَّا يُبْتَغَىٰ بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِّنَ الدُّنْيَا فَلَا يَجِدُ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ."
Hadits Sahih Muslim Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya digunakan untuk mencari wajah Allah, tetapi ia justru menuntut ilmu itu untuk tujuan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat."
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya niat yang ikhlas dalam menuntut ilmu. Jika tujuan seseorang dalam menuntut ilmu adalah untuk mendapatkan pujian orang lain atau untuk mencari keuntungan dunia, maka ilmu tersebut akan menjadi fitnah bagi seseorang yang menjauhkannya dari Rahmat allah dan tidak akan memberinya keuntungsn dalam segi akhirat.
Jika seseorang menuntut ilmu dengan niat yang salah maka tidak akan ada sedikitpun manfaat yang diperolehnya, dan juga dapat menjadi fitnah yang merusak. Oleh karena itu,sangat penting bagi seorang muslim dan muslimah untuk menjaga niat dalam menuntut ilmu, niatkan menuntut ilmu itu semata-mata untuk mencari Rahmat dan keridhaan allah dan untuk amal ibadah yang benar di jalan Allah Subhanahau Wata’ala. Bukan untuk tujuan duniawi atau sekedar ingin mendapatkkan pujian. Ilmu yang diamalkan dengan niat yang benar akan membawa keberkahan dalam hidup tidak hanya bagi dirinya tapi juga untuk keluarganya dan juga orang -orang yang ada disekitarnya.
Semoga Allah Ta’ala selalu meluruskan niat kita ke jalan yang benar dan menghilangkan segala rasa sombong yang masuk kedalam diri kita dan begitu pula dengan hawa nafsu. Semoga ilmu ini bermanfaat bagi seluruh umat islam diakhir zaman ini, terlebih lagi bagi seluruh penuntut ilmu yang memegang gelar seorang santri.
Aamiin yaa rabbal alamiin.