
SELAMAT DATANG DI PONDOK PESANTREN VILLA TAHFIZH HIMMATUL QURAN MALINO

SELAMAT DATANG DI PONDOK PESANTREN VILLA TAHFIZH HIMMATUL QURAN MALINO

Sambutan Pimpinan :
Villa Tahfizh Himmatul Quran adalah lembaga pendidikan pesantren Al-Qur'an yang berikhtiar melahirkan generasi Al-Qur'an yang berakhlak mulia dan beraqidah shohihah. Generasi Al-Qur'an yang berpadu pada dirinya kepribadian dengan 3 kompetensi utama yaitu:Afektif (ruhiyah), Kognitif ( kecerdasan) dan Psikomotorik (ketrampilan dan skill). Ikhtiar itu adalah upaya maksimal yang dilakukan oleh Villa Tahfizh Himmatul Quran dalam meramu dan menerapkan proses pembelajaran dan pembinaan agar melahirkan pribadi santri yang berakhlak, cerdas dan terampil sebagai peserta didik.
Ir. H Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I
ARTIKEL

Berprestasi Di Bidang Akademik Dan Tahfizh, Kenapa Tidak?
Segala puja dan puji syukur senantiasa kita curahkan kepada Rabbul Alamin, shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Sebelum masuk ke pokok materi, terlebih dahulu kita mencari tahu apa itu prestasi. Tentunya kata prestasi ini sudah tidak asing lagi di telinga kita semua. Menurut KBBI, prestasi adalah hasil usaha yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Prestasi dapat diraih oleh siapapun dan dimanapun, tinggal kita yang memilih, apakah ingin meraihnya atau tidak.
Villa Tahfizh Himmatul Qur’an Malino memadukan antara menghafal Al-Qur’an dengan akademik, baik itu yang bersifat diniyah (agama) maupun umum. Persaingan pun bukan merupakan hal yang baru dalam meraih prestasi. Ada yang meraih prestasi di bidang akademik, ada yang meraih prestasi di bidang tahfizh, bahkan ada yang meraih keduanya secara bersamaan.
Untuk meraih prestasi di kedua bidang tersebut bukanlah hal yang mustahil, ada beberapa tips agar kita dapat meraih keduanya sekaligus, yaitu:
Perbaiki Mindset
Yang pertama yang harus kita lakukan adalah memperbaiki mindset atau pola pikir. Kita harus berpikir bahwa meraih prestasi di bidang akademik dan tahfizh bukanlah hal yang mustahil. Semakin positif yang kita pikirkan, maka hasil yang akan kita capaipun akan positif.
Tetapkan Tujuan Dan Target Pekanan
“Aku akan meraih prestasi dalam bidang akademik dan bidang tahfizh”, merupakan salah satu wujud tujuan. Menetapkan tujuan itu penting. Kita harus menetapkan tujuan kita agar kita dapat fokus pada hal tersebut. Kalau kita tidak memiliki tujuan, maka kita akan berjalan tanpa arah.
Setelah menentukan tujuan, selanjutnya kita membuat target pekanan yang selalu kita evaluasi agar kita mengetahui seberapa jauh kita telah berkembang daripada sebelumnya. Membuat target tidak perlu dimulai dengan melakukan hal besar, kita bisa memulainya dengan hal yang kecil. Tidak mengapa kecil, yang intinya adalah dilakukan terus menerus.
Semangat Yang Membara
Semangat tentu harus kita sertakan dalam mencapai tujuan kita. Semangat inilah yang nantinya akan terus mendorong kita meski kita sedang malas melakukannnya. Carilah apa yang membuat kita bersemangat untuk melakukannya, seperti mengingat Kembali apa alasan kita berusaha.
Manajemen Waktu Yang Baik
Setiap orang memiliki waktu yang sama yang diberikan oleh sang Khaliq, yakni 24 jam dalam sehari. Kita harus pandai dalam mengelola waktu, terutama jika kita ingin mencapai sesuatu yang besar. Setiap pencapaian pasti membutuhkan pengorbanan, sehingga kita harus mengorbankan waktu kita untuk meraih prestasi.
Memaksimalkan waktu salah satu contohnya. Mau itu memaksimalkan waktu pada saat halaqah ataupun saat pembelajaran di kelas. Pada saat halaqah kita fokus untuk menghafal Al-qur’an, dan saat pembelajaran di kelas kita memperhatikan penjelasan guru. kita juga harus memperhatikan adab kita kepada guru, karena hal tersebut berpengaruh kepada keberkahan ilmu.
Waktu juga merupakan perkara yang paling sering dilalaikan oleh manusia, sebagaimana sabda beliau ﷺ:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu dengannya, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang”. (HR. Bukhari no. 6412)
Lingkungan yang produktif
Berteman dengan orang yang bersemangat dalam belajar dan menghafal dapat membuat kita lebih termotivasi. Begitupun sebaliknya, jika kita berteman dengan orang suka bermalas-malasan dan menunda waktu, maka kitapun akan ikut malas. Sehingga perhatikanlah dengan siapa engkau berteman. Hal ini selaras dengan sabda beliau ﷺ:
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
Artinya: “Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Meskipun kita menghadapi rintangan yang sangat berat, akan tetapi dengan adanya teman yang baik, yang mendukung kita, maka rintangan tersebut akan menjadi ringan.
Berdoa Kepada Allah Ta’ala
Semua yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak Allah subhanahu wata’ala sehingga segala sesuatu akan menjadi sia-sia jika Allah subhanahu wata’ala tidak menghendakinya. Lagi pula, jika kita berdo’a niscaya allah subhanahu wata’ala akan mengabulkannya, sebagaimana firmannya:
وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ١٨٦
Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (Qs. Al-Baqarah: 186)
Kesimpulan
Berprestasi di bidang akademik dan tahfizh bukanlah hal yang mustahil. Dengan tekad yang kuat, manajemen waktu yang baik, serta lingkungan yang mendukung, maka keduanya bisa dicapai bersamaan. Oleh karena itu, mari kita jadikan ini sebagai motivasi untuk terus berusaha dan berkarya.
Baca Selengkapnya...

Refleksi Ramadhan : Bagaimana Perjalanan Ibadahku?
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْد
Alhamdulillah, kembali lagi kita memuji Allah subhanahu wata’ala yang telah memberikan kita begitu banyak rahmat dan kenikmatan-Nya. Sehingga sampai hari ini kita masih bisa merasakan kenikmatan tersebut. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada baginda nabi Muhammad shalllallahu alaihi wasallam, nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah seperti saat ini yang kita rasakan.
Ramadhan, pasti kita sudah tidak asing lagi dengan bulan yang satu ini, bulan yang penuh berkah, bulan yang didalamnya terdapat malam yang lebih baik dari 1000 bulan.
“Allah berfirman dalam QS al-Baqarah, 183: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa seperti juga yang telah diwajibkan kepada umat sebelum kamu agar kamu menjadi orang yang bertakwa”. (QS al-Baqarah, 183).
Dan kita sebagai seorang mukmin dianjurkan untuk memperbanyak ibadah kita di bulan ini, melebihi ibadah-ibadah kita di bulan yang lain.
Seperti ulama-ulama kita terdahulu yang melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya di bulan Ramadhan, dan berusaha untuk menjauhi maksiat secara totalitas.
Akan tetapi, apa kabar diri kita di bulan Ramadhan kali ini?
Apakah diri kita sudah lebih baik dari Ramadhan yang sebelumnya dengan melaksanakan ibadah secara totalitas, dan meninggalkan maksiat secara totalitas pula?
Kebanyakan anak cucu Adam sangat semangat dalam menyambut bulan Ramadhan, melaksanakan ibadah sebanyak-banyaknya, saat Ramadhan baru saja tiba menghampiri kita.
10 hari pertama Ramadhan, kita melihat banyak kaum muslimin membaca Al-Qur’an di masjid-masjid, melakukan aktivitas yang dipenuhi dengan kebaikan-kebaikan, melakukan bakti sosial, dan sebagainya. Karena semangat dalam menyambut Ramadhan, mereka berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan untuk mencari keberkahan di bulan Ramadhan kali ini.
Namun 10 hari berikutnya, jumlah orang yang masih disibukkan dengan kebaikan berkurang. Orang yang awalnya kita lihat berada di masjid untuk tilawah Al-Qur’an, orang yang selalu berada di shaf terdepan jika shalat berjamaah, orang yang menyibukkan dirinya dengan berdzikir mengingat Allah juga turut berkurang. Kebaikan-kebaikan itu tak bertahan lama, mereka mulai melakukan kembali kegiatan mereka yang jauh dari Ridha Allah. Semua amal kebaikan itu mulai tergantikan oleh hal yang sia-sia, melakukan ngabuburit bersama teman-teman sebangku yang sejatinya tak memiliki terlalu banyak manfaat untuk pahala puasa kita, dan melakukan kegiatan sia-sia yang lainnya. Al-Qur’an yang kita genggam mulai beralih ke telepon pintar kita, dzikir yang kita ucapkan setiap waktu juga mulai berpindah ke alunan musik yang berirama.
Lantas bagaimana perjalanan ibadah kita sebagai seorang mukmin?
Apakah baik-baik saja hingga detik ini?
Padahal Allah subhanahu wa ta'ala mencintai hamba-hambanya yang istiqomah di jalannya. Sebagaimana sabda nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam:
“Wahai sekalian manusia, kerjakanlah amalan-amalan sesuai dengan kemampuan kalian. Sesungguhnya Allah tidak bosan sampai kalian bosan. Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang dikerjakan secara terus menerus walau sedikit.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Allah subhanahu wa ta’ala sangat mencintai amalan hambanya yang terus-menerus walaupun itu sedikit. Dan itu seharusnya menjadi tamparan bagi kita hamba-hambanya yang belum istiqomah menjalankan ibadah di bulan penuh berkah.
Sebagaimana Rasulullah shallahu alaihi wasallam yang selalu meningkatkan ibadahnya di bulan Ramadhan terlebih lagi di 10 malam terakhir bulan Ramadhan, yang dimana pada waktu tersebut Rasulullah mengencangkan ikat pinggangnya sebagai bentuk kesungguhan dalam beribadah demi meraih malam lailatul qadr.
Sebagaimana yang diucapkan Sekjen Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh, Tgk. Fitra Ramadhani, Lc., M.Ag, saat wawancara bersama RRI Banda Aceh dalam program Dialog Ramadan, Senin (3/3/2025),
"Kita harus berkomitmen dalam menjalankan ibadah puasa. Konsistensi ini seperti menaiki anak tangga, tidak bisa langsung sampai ke puncak, tetapi harus dilakukan bertahap," ujarnya.
Ia menekankan bahwa ibadah yang baik harus dimulai dengan niat yang lurus, apakah untuk mengejar dunia atau akhirat. Selain itu, memperbaiki shalat dan bertaubat menjadi langkah awal agar ibadah di bulan Ramadan semakin bermakna.
"Jangan terlalu bersemangat di awal Ramadan lalu kehilangan semangat di akhir. Mulailah dengan perlahan, agar kebiasaan baik bisa terus terjaga," tambahnya.
Mempertahankan ritme ibadah kita selama Ramadhan dari awal hingga akhir bukanlah sesuatu yang mudah bisa dibilang konsisiten dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan adalah sesusatu yang menakjubkan karena tidak semua orang yang bisa untuk melakukannya, melakukan suatu ibadah itu mudah untuk dilakukan namun istiqomah di dalamnya itulah yang susah. Istiqomah itu berat, kalu ringan namanya Istirahat.
"Hikmah Ramadan adalah membangun kebiasaan baik. Jika kita mendapat fadhillah di bulan ini, maka di bulan-bulan berikutnya kita akan terbiasa melakukan kebaikan dan lebih semangat dalam beribadah," tutupnya.
Jadi bagaimana perjalanan ibadah kita?, apakah teteap konsisiten sampai akhir atau berhenti di tengah-tengah?
Penutup
Semoga artikel ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua, sehingga dapat istiqomah di bulan yang sangat berkah ini. Aamin ya rabbal alamiin
Wallahu a’lam bi shawaab
Baca Selengkapnya...

Manisnya Bulan Ramadhan Terletak Pada 10 Malam Terakhir
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji hanya milik Allah subhanahu wata’ala yang senantiasa memberikan kepada hamba-hambanya kenimatan tak terhingga sehingga kita masih memiliki kesehatan dan kesempatan. Dan shalawat serta salam senantiasa kita kirimkan kepada sayyidul basyar nabiyullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Saat memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan, banyak orang-orang yang mulai meninggalkan kebiasaannya di awal bulan ramadhan. Perhatian mereka telah teralihkan oleh kehidupan dunia yang fana ini. Banyak di antara mereka yang sudah fokus membuat kue untuk lebaran idul fitri, ada yang fokus me-ngecat rumahnya, ada yang fokus untuk mendesain halaman rumahnya, bahkan ada yang sudah melupakan kebiasaan mereka pada awal ramadhan. Padahal keutamaan bulan ramadhan yang sangat besar terletak pada sepuluh malam terakhirnya.
Ada banyak keutamaan untuk merasakan manisnya bulan ramadhan, apalagi di sepuluh malam terakhirnya. Diantaranya adalah mencari malam lailatul qadr pada sepuluh malam terakhir. Seperti yang kita ketahui, sepuluh malam terakhir bulan ramadhan adalah puncak dari keutamaan pada bulan ramadhan. Karena pada malam itu terdapat malam yang sangat mulia, yang biasa kita sebut dengan malam lailatul qadr , malam yang penuh dengan keberkahan. Allah subhana wataala berfirman dalam Al-Quran:
إِنَّآ أَنزَلْنَـٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْر
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan” (Q.S. Al-Qadr : 1)
Malam lailatul qadrlah malam yang sangat mulia, bahkan malam tersebut lebih baik dari seribu bulan atau setara dengan 83,4 tahun. Oleh karena itu, kita harus lebih bersemangat lagi pada sepuluh malam terakhir agar kita bisa memanfaatkan sepuluh malam terakhir ramadhan dengan sangat baik sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بۡنُ عَبۡدِ اللهِ: حَدَّثَنَا سُفۡيَانُ، عَنۡ أَبِي يَعۡفُورٍ، عَنۡ أَبِي الضُّحَى، عَنۡ مَسۡرُوقٍ، عَنۡ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنۡهَا قَالَتۡ: كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا دَخَلَ الۡعَشۡرُ شَدَّ مِئۡزَرَهُ، وَأَحۡيَا لَيۡلَهُ، وَأَيۡقَظَ أَهۡلَهُ.
Artinya: ‘Ali bin ‘Abdullah telah menceritakan kepada kami: Sufyan menceritakan kepada kami, dari Abu Ya’fur, dari Abudh Dhuha, dari Masruq, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, beliau mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya. (HR. Bukhari No. 2024 dan muslim No. 1154)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah sangat serius dalam menjalani bulan Ramadhan terutama pada sepuluh malam terakhirnya baik dengan membaca Al-Quran, shalat malam, maupun berdoa. Beliau mengajarkan kita untuk berusaha meraih keberkahan pada malam lailatul qadryang sangat dijanjikan oleh Allah subhana wataala.
Dengan mencari malam lailatul qadr, kita akan mendapatkan manisnya bulan ramadhan terutama pada sepuluh malam terakhirnya. Dan salah satu cara untuk mendapatkan malam lailatul qadr dengan sangat baik adalah dengan beri’tikaf di masjid. Guna dari beri’tikaf di masjid ini adalah untuk mendapatkan malam lailatul qadr dan beribadah di dalamnya dengan khusyuk, sehingga kita dapat merasakan nikmat dan manisnya dalam beribadah pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Rasulullah sering melakukan i’tikaf pada sepuluh malam terakhir pada bulan ramadhan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiallahu anha,
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: أَنَّ اَلنَّبِيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ اَلْعَشْرَ اَلْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ, حَتَّى تَوَفَّاهُ اَللَّهُ, ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan hingga beliau diwafatkan oleh Allah. Lalu istri-istri beliau beri’tikaf setelah beliau wafat. Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172).
I’tikaf adalah waktu yang tepat untuk memfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah subahana wataala tanpa gangguan duniawi. Pada waktu inilah seseorang dapat memanfaatkan waktunya dengan memperbanyak shalat, dzikir, dan tilawah Al-Quran. I’tikaf memanfaatkan kita untuk menjauhkan diri dari segala bentuk godann dunia dan lebih mendekatkan diri kepada Allah subahana wataala.
Penutup
Sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat mulia. Di dalamnya terdapat malam lailatul qadr yang sangat mulia, bahkan lebih mulia dari seribu bulan. Dan dengan beri’tikaf di masjid kita bisa merasakan malam lailatul qadr dan dapat memanfaatkannya dengan sangat baik. Sehingga kita bisa merasakan manisnya bulan Ramadhan di sepuluh malam terakhirnya.
والله أعلم بالصواب
Baca Selengkapnya...
KEGIATAN

Kontingen VTHQ Kembali Sabet Medali Dalam Ajang Lomba Tapak Suci Baddare Situru Cup I Maros
Malino - Kontingen Tapak Suci Villa Tahfizh Himmatul Quran Malino kembali sabet Medali dalam kejuaraan Tapak Suci Baddare Cup I Maros. Perhelatan ini digelar pada 17 hingga 20 April 2025 lalu yang berlokasi di Bantimurung, Kab. Maros. Kali ini semua santri yang menjadi utusan berhasil mendapatkan semua medali dengan rincian 3 Medali perunggu, 2 Medali Perak, dan 3 Medali Emas pada kategori kelas yang berbeda.
Pencapaian demi pencapaian prestasi ini tidak pernah lepas dari semangat para santri dalam mengukir prestasinya. Tidak hanya meraih medali, kontingen VTHQ juga mendapat gelar sebagai kontingen terbaik pada event kali ini. Tentu semuanya merupakan usaha maksimal dari para santri yang diutus.
Sejak mengikuti kegiatan yang serupa, kontingen VTHQ tidak pernah melewatkan medali pada kategori-kategori yang dipertandingkan. Semoga para santri tidak pernah berpuas diri untuk meraih prestasi lainnya di masa yang akan datang.
Baca Selengkapnya...

SELAMAT! Ketua DPP Hebitren Indonesia Resmi Lantik Pengurus DPW Hebitren Sulawesi Selatan
Malino - Ketua Dewan Pengurus Pusat Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN), Dr. KH. M. Nasib Wahab Hasbullah resmi melantik Pengurus DPW HEBITREN Sulawesi Selatan periode 2025-2030. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Bank Indonesia Sulawesi Selatan pada Hari Senin, 24 Maret 2025 M yang bertepatan dengan 25 Ramadhan 1446 H dan merupakan salah satu dari rangkaian Forum Festival Ekonomi Syariah 2025 yang diadakan oleh Bank Indonesia Wilayah Sulawesi Selatan.
Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren merupakan wadah penguatan kemandirian pesantren yang ditujukan untuk mendorong akselerasi penguatan ekonomi dari unit usaha yang ada di pondok pesantren yang berdiri independen dan nonpartisan di bawah koordinasi Bank Indonesia. Dibentuknya forum ini tidak lain untuk membentuk mindset baru dalam perekonomian pondok pesantren untuk tidak selalu minta bantuan dari khalayak umum atau instansi.
Pengurus DPW HEBITREN Sulsel yang dibentuk ini tentu diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam mengakomodir percepatan bisnis pesantren melalui program kerja unggulannya. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi dan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan. Kepala Perwakilan BI Sulsel Rizki Ernandi Wimanda memastikan dukungan pihaknya untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren, terutama melalui Hebitren.
Forum Eksya 2025 yang merupakan rangkaian dari kegiatan Pekan Ekonomi Syariah 2025 selama bulan Ramadhan ini, di kesempatan yang sama, juga menggelar talkshow menghadirkan pimpinan Pesantren Sunan Drajat Dr H Anas Al Dini MSi berbagi strategi kesuksesan mengembangkan bisnis dan kemandirian pesantrennya.
Dari beberapa pondok pesantren yang ada di Sulawesi Selatan, beberapa di antaranya mengambil peran sebagai pengurus di lembaga ini. Salah satunya yaitu Pondok Pesantren Villa Tahfizh Himmatul Quran Malino. Keterlibatan VTHQ dalam lembaga ini tentu tidak lain sebagai hasil diskusi forum sebelumnya.
Baca Selengkapnya...

Berbekal Iman dan Ilmu, Santri VTHQ Siap Menjalani Ramadhan Tahun Ini dengan Khidmat
Malino - Penataran Seputar Ramdhan atau yang kerap kali disingkat dengan PSR adalah satu rangkaian kegiatan dari Program "Ramadhan Gemilang" Tahun ini di Villa Tahfizh Himmatul Quran Malino. Dengan bertajuk tema "Menyambut Ramadhan dengan Iman dan Ilmu", panitia mengangkat pokok pembahasan materi yang tentunya menggugah kembali semangat para santri dalam mempersiapkan diri dalam menyambut bulan yang mulia ini.
Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari (21-22/02/2025) dan diikuti oleh seluruh santri VTHQ. Dengan menghadirkan pemateri yang mempunyai kapasitas ilmu sesuai dengan masing-masing pembahasan yang diangkat, diharapkan kepada santri dan pembina VTHQ untuk dapat menjalani ramadhan tahun ini lebih baik daripada ramadhan sebelumnya.
Ibarat mendapatkan voucher belanja yang tak terbatas, maka di bulan Ramadhan ini kita diberikan voucher pahala yang berlipat ganda dari sisi Allah Azza Wa Jalla, dengan melalukan segala bentuk ibadah, baik wajib maupun sunnah. Umat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mempunyai umur yang lebih pendek daripada umat-umat Rasul terdahulu yang mampu hidup hingga ratusan tahun. Maka dari itu, melalui bulan Ramadhan ini, Allah subhanahu wa ta'ala memberikan kepada kesempatan untuk meraih pahala yang bahkan lebih dari mereka. Seperti melakukan ibadah pada malam Lailatul Qadr, malam yang lebih baik daripada 1000 bulan, yang mana kata para ulama apabila kita melaksanakan ibadah pada malam tersebut, maka itu lebih baik daripada beribadah selama 83,4 tahun.
Demikianlah Allah memberikan kesempatan ini kepada kita semua. Semoga kita dapat menjalani ramadhan tahun ini dengan sebaik-baiknya.
Baca Selengkapnya...
Program Unggulan
Simaan Akbar
Study Club
Daurah Takhassus
Bakti Sosial
Simaan Pekanan
Tarbiyah
Safari Ramadhan
Porsani
Ekstrakulikuler
Rihlah Akbar
Musabaqah Hifzhil Quran
Konsultasi Syariah
GALERY KEGIATAN
INFORMASI PESERTA DIDIK
SMP: 118 Orang
SMA: 85 Orang
ALUMNI: 143 Orang
APA KATA MEREKA ?

Tokoh Internasional
Villa tahfizh Himmatul Qur'an Malino merupakan pondok tahfizh yang sangat indah dan sejuk serta mempunyai manhaj yang baik, bahkan orang Malaysia pun saya sarankan untuk bisa menempuh pendidikan di tempat ini.
Prof. Dato' Arif Perkasa Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin
(Mufti Perlish - Malaysia)

Orang Tua Santri
Pondok tahfizh yang berada di pegunungan dengan udara yang sejuk tentunya menunjang para santri dalam menunjang aktivitas belajar, menghafal, serta berolahraga. Selain itu, metode pembelajaran yang sudah sangat baik, dimana telah dipadukan dengan kegiatan ekskul sehingga santri juga dapat menyalurkan potensi dan bakatnya. Pendampingan dan komunikasi yang diterapkan juga sangat baik.
H.A.S. Chaidir Syam, S.IP., M.H.
(Bupati Maros - Orang tua santri VTHQ)

Alumni VTHQ
Saya belajar banyak tentang agama, karakter, dan menghormati perbedaan. Di VTHQ kami belajar bersama, saling mendukung, dan membentuk ikatan persaudaraan yang erat sesama santri walaupun dari daerah yang berbeda beda.
Imam Manggarai Samman
(Alumni VTHQ Tahun 2020)

MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI DEMI MEWUJUDKAN GENERASI QUR'ANI PENERUS AGAMA DAN BANGSA
Assalamu'alaikum sahabat Qur'an...
Villa Tahfizh Himmatul Quran Malino kembali membuka Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2025/2026 untuk jenjang Wustha (SMP) dan SMA.