
SELAMAT DATANG DI PONDOK PESANTREN VILLA TAHFIZH HIMMATUL QURAN MALINO

SELAMAT DATANG DI PONDOK PESANTREN VILLA TAHFIZH HIMMATUL QURAN MALINO

Sambutan Pimpinan :
Villa Tahfizh Himmatul Quran adalah lembaga pendidikan pesantren Al-Qur'an yang berikhtiar melahirkan generasi Al-Qur'an yang berakhlak mulia dan beraqidah shohihah. Generasi Al-Qur'an yang berpadu pada dirinya kepribadian dengan 3 kompetensi utama yaitu:Afektif (ruhiyah), Kognitif ( kecerdasan) dan Psikomotorik (ketrampilan dan skill). Ikhtiar itu adalah upaya maksimal yang dilakukan oleh Villa Tahfizh Himmatul Quran dalam meramu dan menerapkan proses pembelajaran dan pembinaan agar melahirkan pribadi santri yang berakhlak, cerdas dan terampil sebagai peserta didik.
Ir. H Muhammad Taufan Djafry, Lc., M.H.I
ARTIKEL

Siapa Kita Tanpa Mereka? Mengapa Kedudukan Orang Tua Tak Akan Pernah Tergantikan
Setiap manusia lahir dari hangatnya pelukan dua sosok yang paling berjasa, seorang Ayah dan Ibu. Dari mereka lah biidznillah kita belajar berjalan, berbicara, bahkan belajar sesuatu yang sederhana, yakni kebahagiaan. Mereka rela menahan lelah, sakit, lapar, bahkan rela menahan air mata. Mereka rela menahan semua hanya untuk melihat kita bahagia. Semua demi melihat senyum di wajah-wajah kita. Maka jika sekarang kita masih bisa menatap wajah-wajah mereka, ketahuilah, bahwa itu adalah nikmat yang sangat besar yang tidak bisa kita tukar dengan apa pun yang ada di dunia ini.
“Kalau bukan melalui mereka, kita tidak akan ada di dunia ini”
Allah Ta’ala berfirman:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." [QS. Luqman: 14]
Ayat ini bukan sekedaar perintah, tapi juga pengingat.
Dibalik setiap nafas yang kita hembuskan hari ini, ada perjuangan ibu yang pernah bersusah payah mengandung kita. Bayangkan, ibu kita mengandung sembilan bulan lamanya. Tidak ada manusia yang bisa sekuat ibu. Walaupun yang kita ketahui laki-laki lebih kuat daripada perempuan, tapi sosok ibu adalah perempuan terkuat yang pernah menduduki bumi ini. Dia rela kesakitan selama sembilan bulan hanya untuk melihat senyum kita pada hari ini.
Dan ada juga perjuangan sang ayah yang rela kerja siang-malam hanya untuk mendapatkan sesuap nasi untuk dimakan barsama. Ngapain kita durhaka?
“Durhaka itu nggak keren, nggak hebat, dan nggak akan bahagia.”
Ngapain kita durhaka? Durhaka nggak akan membuat kita keren, nggak akan membuat kita hebat, dan nggak akan membuat kita bahagia sama sekali. Kadang kita merasa lebih pintar dan suara orang tua dianggap kuno.
Kita membantah, meninggi, bahkan membiarkan mereka menangis dalam gelapnya malam.
Padahal Rasulullah ﷺ sudah memperingatkan:
“Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar yang paling besar.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Durhaka bukan suatu gerakan meminta kebebasan, tapi tanda hilangnya rasa syukur yang ada dalam diri kita. Kita bisa saja kehilangan keberkahan hidup, rejeki nggak datang-datang, dan doa yang kita panjatkan tidak terkabul. Karena ridha Allah subhana wataala tergantung pada ridha kedua orang tua kita.
Ingat kawan-kawan “Mereka nggak meminta balasan, cuma butuh kebahagiaan”
Orang tua kita tidak meminta balasan atas yang pernah mereka korbankan, bahkan sepersen pun mereka tidak akan meminta imbalannya. Mereka tidak ingin meminta harta kalian sebagai balasan atas pengorbanan mereka. Mereka hanya butuh kebahagiaan dari kalian. Hanya butuh menjadi keluarga harmonis yang diinginkan seluruh manusia yang ada di dunia ini. Mereka tidak meminta balasan materi. Mereka hanya perlu sesuatu yang sangat sederhana tapi harganya sangat mahal, yakni kebahagiaan.
Kadang mereka cuma ingin kamu selalu pulang dalam pangkuan mereka yang hangat sambil berkata, “makasih ya ayah, ibu.” Sesederhana itu balasan yang diinginkan orang tua kita. Lebih sederhana dari pada lembaran kertas yang dipakai untuk jual-beli. Sangat sederhana.
Jadi, mengapa banyak orang yang durhaka kepada orang tuanya? Mengapa sangat banyak di antara kita yang masih membentak orang tua kita? Apa hanya karena keinginan kita tidak sejalan dengan keinginan orang tua kita? Apa hanya karena kemauan kita tidak dituruti?
Ingat kawan-kawan, waktu kita masih kecil banyak diantara kita yang selalu menyuruh ini dan itu atau minta ini itu kepada orang tua, padahal permintaan itu menurut kita sederhana, tapi sebenarnya berat bagi orang tua kita. Tapi, apakah mereka menolaknya mentah-mentah? Tentu tidak! Mereka biasanya membuat alasan kalau permintaan kita tidak dipenuhi. Bukan karena mereka tidak mau, tapi mereka belum sanggup dalam memenuhi permintaan kita.
Mereka selalu ingin memenuhi keinginan kita. Demi melihat senyum manis di wajah kita. Mereka bukan menolak tapi menunda sampai mereka mampu memenuhi keinginan kita. Lalu, untuk apa kita durhaka? Nggak ada gunanya sama sekali. Hanya buang-buang tenaga saja.
Penutup
Di dunia yang yang ramai ini, banyak orang melupakan sesuatu yang sangat penting. Melupakan siapa yang dulu menggenggam tangannya pertama kali. Siapa yang pertama kali mengulurkan tangannya saat kita terjatuh di lubang yang dalam. Siapa yang pertama kali menjadi tempat ternyaman dalam mencurahkan seluruh isi hati. Siapa yang menjadi rumah terhangat yang diinginkan seluruh umat manusia.
Kalau hari ini kita sedang marah, kecewa, atau merasa tak sejalan dengan mereka, tarik lah napas, tenangkan diri, dan ingat satu hal
“Nggak ada orang tua yang sempurna, tapi tak ada juga cinta yang lebih tulus dari cinta mereka setelah Allah dan Rasul-Nya.”
Jadi… kalau mereka rela berkorban segalanya hanya untuk kita, ngapain durhaka?
Baca Selengkapnya...

Mencari Jejak Allah: Mengungkap Misteri Keberadaan-Nya
Alhamdulillah, kembali lagi kita memuji Allah subhanahu wata’ala. Yang di mana Allah Subhanahu wata’ala memberikan kita begitu banyak kenikmatannya hingga pada hari ini kita masih diberikan waktu untuk bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Shalawat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada baginda kita yaitu nabiyullah Muhammad shallalahu alaihi wasallam, nabi yang membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah seperti yang kita rasakan seperti saat ini.
"Di mana Allah berada?" Pertanyaan ini seringkali menjadi topik perdebatan dan diskusi di kalangan umat Islam dan non-Muslim. Dalam keyakinan Islam, Allah subhanahu wata’ala diyakini berada di atas Arasy, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits. Namun, konsep ini seringkali menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang bagaimana memahami keberadaan Allah Ta’ala yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Tentu jawaban yang paling tepat tidak keluar dari ajaran Al-Qur'an, sunnah Rasulullah ﷺ, serta pemahaman para sahabat dan ulama salaf.
Jawaban Ahlus Sunnah wal Jamaah
Jawaban yang benar menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah: Allah Subhanahu wa Ta'ala berada di atas langit, di atas ‘Arsy-Nya, sebagaimana yang dijelaskan dalam banyak ayat Al-Qur'an dan hadis shahih.
Namun, penting untuk dipahami bahwa keberadaan Allah di atas ‘Arsy tidak sama dengan makhluk. Kita meyakininya tanpa menyamakan, membayangkan, atau menolak sifat tersebut. Ini adalah bagian dari iman kepada Allah dan sifat-sifat-Nya yang mulia.
Dalil dari Al-Qur’an
اَلرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى ٥
Artinya:
“(Dialah Allah) Yang Maha Pengasih (dan) berkuasa atas ʻArasy.”
ءَاَمِنۡتُمۡ مَّنۡ فِىۡ السَّمَآءِ اَنۡ يَّخۡسِفَ بِكُمُ الۡاَرۡضَ فَاِذَا هِىَ تَمُوۡرُۙ ١٦
Artinya:
“Sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang?”
اَمۡ اَمِنۡتُمۡ مَّنۡ فِى السَّمَآءِ اَنۡ يُّرۡسِلَ عَلَيۡكُمۡ حَاصِبًا ؕ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ كَيۡفَ نَذِيۡرِ ١٧
Artinya:
“Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirimkan badai yang berbatu kepadamu? Namun kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku.”
Penjelasan Ulama
Imam Malik rahimahullah berkata:
"Istiwa' itu maknanya diketahui, cara (kaifiyah)-nya tidak diketahui, mengimaninya wajib, dan bertanya tentangnya adalah bid'ah."
Ucapan ini menunjukkan bahwa kita mengimani apa yang Allah kabarkan tentang diri-Nya, tapi tidak boleh membayangkan atau menyerupakan-Nya dengan makhluk.
Jawaban Ibnu Taimiyyah:
Segala puji bagi Alloh, keyakinan Asy Syafi’i rohimahulloh dan keyakinan para pendahulu Islam seperti Malik, Ats Tsauri, Al Auza’i, Ibnu Mubarak, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rahawaih, dan juga menjadi keyakinan para guru yang ditiru seperti Fudhail bin ‘Iyadh, Abu Sulaiman Ad Darani, Sahl bin Abdullah At Tusturi dan selain mereka adalah sama. Sesungguhnya di antara ulama tersebut dan yang seperti mereka tidak terdapat perselisihan dalam pokok-pokok agama.
Jawaban Abu Hanifah:
Sesungguhnya keyakinan Imam Abu Hanifah رحمه الله dalam hal tauhid, takdir, dan perkara-perkara penting lainnya sejalan dengan keyakinan para ulama besar yang telah disebutkan sebelumnya. Dan keyakinan para ulama tersebut adalah keyakinan yang dipegang oleh para sahabat Nabi ﷺ serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Itulah akidah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Imam Asy-Syafi’i رحمه الله pernah berkata dalam pembukaan kitab Ar-Risalah:
الحمد لله الَّذِي هُوَ كَمَا وصف بِهِ نفسه، وفوق مَا يصفه بِهِ خلقه
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang layak dipuji sebagaimana sifat yang Dia tetapkan untuk diri-Nya sendiri, dan Allah jauh lebih agung dari apa yang digambarkan oleh makhluk-Nya."
Dengan ucapan ini, beliau menegaskan bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang Dia sendiri tetapkan dalam kitab-Nya dan melalui lisan Rasul-Nya ﷺ, dan tidak seorang pun dari makhluk dapat menggambarkan-Nya dengan sempurna.
Jawaban Imam Ahmad Bin Hambal:
Demikian pula yang ditegaskan oleh Imam Ahmad bin Hanbal رحمه الله. Beliau menyatakan bahwa Allah hanya disifati dengan sifat-sifat yang Dia tetapkan sendiri dalam Al-Qur’an atau melalui lisan Rasul-Nya ﷺ, tanpa penyelewengan makna (tahrif), tanpa memvisualisasikan (takyif), tanpa menyerupakan (tamsil).
Para ulama menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah yang indah dan mulia, sesuai dengan firman-Nya:
"Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Asy-Syura: 11)
Mereka meyakini bahwa Zat, sifat, dan perbuatan Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya. Allah menciptakan langit dan bumi, berbicara kepada Nabi Musa, dan menampakkan diri kepada gunung hingga hancur. Segala sifat Allah Ta’ala dari ilmu-Nya, kemampuan-Nya, kasih sayang-Nya, istiwa’-Nya (bersemayam), pendengaran, penglihatan, hingga firman-Nya semua berbeda dari makhluk. Tidak ada yang serupa dengan-Nya sedikit pun.
Penutup
Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa Allah berada di atas langit, di atas 'Arsy-Nya, sebagaimana disebut dalam Al-Qur’an dan hadits yang shahih. Keberadaan Allah tidak serupa dengan makhluk-Nya. Kita mengimaninya tanpa menyerupakan, membayangkan, atau menolak sifat tersebut. Para ulama salaf seperti Imam Malik, Syafi’i, Ahmad, Abu Hanifah, dan lainnya sepakat bahwa Allah memiliki sifat yang ditetapkan-Nya sendiri, dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya (QS Asy-Syura: 11).
Baca Selengkapnya...

Bahaya Namimah
Di era sekarang dengan majunya teknologi yang pesat, dengan kemudahan memperoleh berbagai informasi. Rawan sekali bagi seorang muslim terjatuh kepada perbuatan yang hina dan tidak bermanfaat. Ada satu dosa yang bisa dianggap cukup serius dalam agama yang secara tidak sadar banyak seorang mukmin yang melakukannya. Apa itu? dosa itu adalah namimah. Apa itu namimah? Namimah adalah kita membuat seseorang bertengkar dengan orang lain. Tapi, apakah bahayanya dari namimah itu? Apa yang bisa membuat kita terjerumus dalam dosa besar?
Nah, namimah itu adalah suatu perkara besar dalam islam, tapi selalu saja dianggap suatu perkara yang kecil di mata orang lain. banyak sekali diantara kita melakukan perkara tersebut, tapi secara tidak sadar, kita telah melakukan suatu perkara yang besar dalam islam.
Perkara yang besar yang dimaksud bukan dalam hal kebaikan, tapi dalam hal keburukan. Perbuatan namimah dapat mengantarkan kita kepada dosa yang lebih besar seperti memutuskan tali silaturahmi, saling membunuh, dan lain-lain.
Banyak sekali mudharatnya. Kita tidak sadar kalau dosa-dosa besar akan menyusul. Kita tidak pernah berpikir kalau akan mendatangkan dampak yang lebih besar kedepannya. Namimah dapat mengubah hidup seseorang sampai 360 derajat dari kehidupan sebelumnya.
Ingat kawan-kawan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda pernah mendatangi dua kuburan. Yang di mana dua penghuni kuburan tersebut sedang di adzab oleh Allah Ta’ala. Mereka diadzab bukan karena suatu perkara kecil, melainkan perkara besar.
إنَّهُما لَيُعَذَّبَانِ، وما يُعَذَّبَانِ في كَبِيرٍ، أمَّا أحَدُهُما فَكانَ لا يَسْتَتِرُ مِنَ البَوْلِ، وأَمَّا الآخَرُ فَكانَ يَمْشِي بالنَّمِيمَةِ، ثُمَّ أخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً، فَشَقَّهَا بنِصْفَيْنِ، ثُمَّ غَرَزَ في كُلِّ قَبْرٍ واحِدَةً، فَقالوا: يا رَسولَ اللَّهِ، لِمَ صَنَعْتَ هذا؟ فَقَالَ: لَعَلَّهُ أنْ يُخَفَّفَ عنْهما ما لَمْ يَيْبَسَا
“Sesungguhnya kedua penghuninya sedang disiksa, dan mereka tidak disiksa karena dosa besar (menurut pandangan manusia). Adapun salah satunya tidak menjaga diri dari air kencingnya, dan yang lainnya suka berjalan menyebarkan namimah (adu domba).’ Kemudian beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah, lalu membelahnya menjadi dua bagian, kemudian menancapkan satu bagian di setiap kuburan. Mereka (para sahabat) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan ini?’ Beliau bersabda, ‘Semoga siksaan keduanya diringankan selama pelepah kurma ini belum kering.‘” (HR. Bukhari no. 218 dan Muslim no. 292)
Selain menjadi siksa kubur, namimah juga dapat menjadi sebab dimasukkannya ke neraka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ
“Tidaklah masuk surga orang-orang yang gemar mengadu domba di antara manusia.” (HR. Bukhari no. 6056 dan Muslim no. 105, teks hadis ini adalah riwayat Muslim)
Nah, perlu kita ingat kawan-kawan, Rasulullah shallallau alaihi wasallam itu tidak pernah mengadu domba(namimah). Kita harus mengikuti teladan Rasulullah shallallau alaihi wasallam yang di mana beliau rutin mendamaikan seseorang yang sedang berselisih bukan mengadu domba.
Siapa yang tidak ingin menjadi manusia yang paling mulia seperti Rasulullah shallallau alaihi wasallam? Pasti semua orang menginginkannya. Walaupun kita tidak bisa seutuhnya menjadi pribadi seperti Rasulullah shallallau alaihi wasallam, tapi kita bisa mencontohi apa yang bisa kita lakukan untuk mencontohinya. Rasulullah shallallau alaihi wasallam pasti menyukai orang yang ingin mengikutinya. Jadi, kita harus mencontohi apa yang Rasulullah shallallau alaihi wasallam lakukan. Beliau bersabda,
ألا أخبرُكم بأفضلِ من درجةِ الصيامِ والصلاةِ والصدقةِ؟ قالوا: بلى، قال: إصلاحُ ذاتِ البينِ، وفسادُ ذاتِ البينِ الحالِقةُ
“Maukah kalian aku kabarkan tentang sesuatu yang lebih baik daripada derajat puasa, salat, dan sedekah?’ Mereka menjawab, ‘Tentu.’ Beliau bersabda, ‘Mendamaikan perselisihan di antara manusia, dan merusak hubungan di antara manusia adalah penghancur (pahala).” (HR. Abu Dawud no. 4919 dan disahihkan oleh Syekh Al-Albani dalam kitab Shahih Abi Dawud)
Penutup
Mari kita mensucikan hati kita dari namimah. Lebih waspada dalam menggunakan media social dan tidak bermudah-mudahan dalam berkomentar jika kita belum tau informasinya secara detail. Terlebih jika perbuatan tersebut dapat menyebabkan permusuhan di antara kaum muslimin.
Biasanya manusia menganggap remeh perbuatan namimah, hanya karena ucapan atau ketikan jari kita yang bahkan kurang dari 1 menit tanpa terasa akan membebani kita di dunia maupun di akhirat nanti.
Semoga Allah subhana wataala selalu memberi kita kesehatan dalam menuntut ilmu sehingga dapat menjahui perkara-perkara yang biasanya dianggap remeh oleh orang-orang, tapi besar di hadapan Allah subhana wataala. Aaamiinn
Baca Selengkapnya...
KEGIATAN

OSIS Santri VTHQ Gelar Tabligh Akbar Bertema Membangun Peradaban Bangsa
MALINO (18/10) – Jamaah dari berbagai kalangan memadati Masjid Besar Baitussalam Malino pada hari Sabtu, 18 Oktober 2025, untuk mengikuti kegiatan akbar bertajuk "Menjaga Adab dan Iman, Membangun Peradaban Bangsa di Era Digital." Acara ini merupakan Tabligh Akbar yang diselenggarakan oleh OSIS Santri Villa Tahfizh Himmatul Quran Malino bekerja sama dengan DPC Wahdah Islamiyah Tinggimoncong dan Pengurus Masjid Baitussalam Malino.
Kegiatan yang terbuka untuk umum dan dimulai sejak pukul 08.00 WITA hingga selesai ini menghadirkan pemateri tunggal, Ust. Dr. Askar Yaman, S.Pd., M.Pd., seorang akademisi dari STINTEK Balik Diwa, Doktor alumnus UIN Alauddin, sekaligus Pembina LPPAR Makassar. Dalam materinya, beliau menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai adab dan keimanan di tengah derasnya arus informasi dan tantangan moral yang dibawa oleh era digital. Ustaz Askar Yaman menyampaikan bahwa adab dan iman adalah fondasi utama dalam membentuk karakter individu yang kuat dan masyarakat yang beradab.
Para peserta tampak antusias mengikuti setiap materi yang disampaikan, mengingat tema tersebut sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini. Pihak penyelenggara, OSIS Santri Villa Tahfizh Himmatul Quran Malino, berharap kegiatan ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam kepada masyarakat, khususnya generasi muda, tentang bagaimana menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai agama.
Tabligh Akbar ini berjalan sukses dan lancar, ditutup dengan doa bersama yang diharapkan dapat semakin memperkuat keimanan dan kepedulian sosial umat di kawasan Tinggimoncong dan sekitarnya.
Baca Selengkapnya...

Bank Indonesia Helat Sosialisasi dan Sertifikasi Juru Sembelih Halal (JULEHA), VTHQ jadi Tuan Rumah
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan menggelar kegiatan Sosialisasi dan Sertifikasi Juru Sembelih Halal (JULEHA) pada tanggal 8–9 Oktober 2025 di lingkungan VTHQ, dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan kompetensi para juru sembelih hewan di wilayah Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan, termasuk unsur pengelola rumah potong hewan, komunitas penyembelih, dan perwakilan pesantren. Program ini menjadi bagian dari komitmen Bank Indonesia dalam mendukung ekosistem halal, khususnya di sektor penyediaan daging halal yang sesuai syariat Islam.
Selama dua hari pelaksanaan (8-9/10/25), peserta mendapatkan pemaparan materi langsung dari praktisi JULEHA, yang membahas teori dan prinsip-prinsip dasar penyembelihan halal. Tak hanya itu, peserta juga mengikuti praktik penyembelihan hewan secara langsung yang sesuai dengan standar syariah dan kesehatan masyarakat veteriner.
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, peserta mengikuti uji kompetensi yang menjadi syarat untuk memperoleh sertifikat resmi sebagai Juru Sembelih Halal. Sertifikasi ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas para penyembelih sekaligus memberikan jaminan halal kepada masyarakat dalam konsumsi produk hewani.
Melalui kegiatan ini, Bank Indonesia berharap dapat mendorong peningkatan kapasitas SDM di sektor halal serta memperkuat posisi Sulawesi Selatan sebagai salah satu pusat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Baca Selengkapnya...

Wakili Kabupaten Gowa, VTHQ Ikuti Kegiatan Expo Kemandirian Pesantren Sebagai Rangkaian Acara Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional Pertama di Sengkang, Kab. Wajo
Malino - VTHQ kembali mengikuti kegiatan Expo Kemandirian Pesantren yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama Pusat di Sengkang, Kab Wajo. Sebagai perwakilan dari Kabupaten Gowa, VTHQ menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu pondok yang mengembangkan bisnis sebagai penguatan ekonomi pesantren. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Musabaqah Qiraatil Kutub Internasional ke-1 tahun 2025.
Kegiatan ini berlangsung di Lapangan merdeka, Sengkang sejak 2 hingga 6 Oktober 2025 mendatang. Lokasi ini merupakan satu di antara 3 lokasi dimana perhelatan bergengsi ini digelar, mengingat lokasi ini merupakan pusat alun-alun di kota sutera tersebut. Tentunya kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pondok pesantren dan UMKM setempat.
Kegiatan berlangsung secara meriah. Tak tanggung-tanggung, VTHQ didatangi beberapa tamu istimewa, seperti ibu Kementerian Agama RI pusat, Hj. Helmi Nasaruddin Ummar yang didampingi oleh ibu PKK Kemenag Sulsel dan Pemerintah Daerah, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, hingga Kemenag Gowa. Mereka tentu memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas keberhasilan VTHQ dalam mengembangkan bisnisnya.
Melalui kegiatan ini, VTHQ tentu memanfaatkannya dalam memperkenalkan dirinya sebagai lembaga pendidikan qur’ani serta memperluas wawasan dalam hal pengembangan bisnis pesantren
Baca Selengkapnya...
Program Unggulan
Simaan Akbar
Study Club
Daurah Takhassus
Bakti Sosial
Simaan Pekanan
Tarbiyah
Safari Ramadhan
Porsani
Ekstrakulikuler
Rihlah Akbar
Musabaqah Hifzhil Quran
Konsultasi Syariah
GALERY KEGIATAN
INFORMASI PESERTA DIDIK
SMP: 149 Orang
SMA: 89 Orang
ALUMNI: 189 Orang
APA KATA MEREKA ?

Tokoh Internasional
Villa tahfizh Himmatul Qur'an Malino merupakan pondok tahfizh yang sangat indah dan sejuk serta mempunyai manhaj yang baik, bahkan orang Malaysia pun saya sarankan untuk bisa menempuh pendidikan di tempat ini.
Prof. Dato' Arif Perkasa Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin
(Mufti Perlish - Malaysia)

Orang Tua Santri
Pondok tahfizh yang berada di pegunungan dengan udara yang sejuk tentunya menunjang para santri dalam menunjang aktivitas belajar, menghafal, serta berolahraga. Selain itu, metode pembelajaran yang sudah sangat baik, dimana telah dipadukan dengan kegiatan ekskul sehingga santri juga dapat menyalurkan potensi dan bakatnya. Pendampingan dan komunikasi yang diterapkan juga sangat baik.
H.A.S. Chaidir Syam, S.IP., M.H.
(Bupati Maros - Orang tua santri VTHQ)

Alumni VTHQ
Saya belajar banyak tentang agama, karakter, dan menghormati perbedaan. Di VTHQ kami belajar bersama, saling mendukung, dan membentuk ikatan persaudaraan yang erat sesama santri walaupun dari daerah yang berbeda beda.
Imam Manggarai Samman
(Alumni VTHQ Tahun 2020)

MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI DEMI MEWUJUDKAN GENERASI QUR'ANI PENERUS AGAMA DAN BANGSA
Assalamu'alaikum sahabat Qur'an...
Villa Tahfizh Himmatul Quran Malino kembali membuka Seleksi Penerimaan Murid Baru Tahun Ajaran 2026/2027 untuk jenjang Wustha (SMP) dan SMA.